rn
rnOom Broto pada tahun 1998, pernah menanyakan mengenai pena (fountain pen) yang sering digunakan Ibu saya untuk menulis resep masakan di dapur. "Tolong hati2 sama pena itu!", ujarnya.rn
rn
rnSaya beserta istri mampir ke Plaza Indonesia. Di pelataran (sebelum menjadi restaurant) digelar pameran pena merk MontBlanc. Saya terkejut manakala pena perak dalam kotak mahoni tertera "limited edition 1928". Itulah pena Ibu saya yang sering dipakai menulis resep.rn
rnRegional Director MontBlanc Erwinn Rachner langsung mengunjungi Ibu saya dan memberi authentic certificate dan nama alm. kakek saya sembari berujar "pena hand made ini hanya diproduksi 10." Saat di Jerman, Prof. Subroto yang memberi tahu ke Mr. Rahner bahwa di Indonesia ada juga yg memiliki pena tsb.rn
rn
rnSejak itu, Ibu saya tidak pernah menulis resep dgn pena itu, beliau menyimpannya sebagai "wasiat" almarhum kakek kami.rn
rn
rnUngkapan diatas, juga tertulis di kalender Essilor 2001." />