selera juri masih kah berperan dalam WPP?

Oleh: Luhur Hertanto (867)    16 tahun yang lalu

  0 

Terinspirasi dari mas Munir di forum sebelumnya. Saya pikir pertanyaan beliau bisa jadi materi diskusi tersendiri. Sebab saya selama ini selalu 'berprasangka' bahwa faktor juri itulah yang bikin perwarta foto dari media massa Indonesia jarang menang WPP, dan lebih banyak pewarta foto dari kantor berita internasional.

Kita semua tahu salah satu unsur utama dalam penjurian adalah selera juri dan jelas sangat subyektif dengan segala frame of refence masing-masing.
melihat susunan dewan juri WPP dari tahun ke tahun, selalu diisi oleh para redaktur foto dari media massa dan kantor berita internasional.
mereka sebenarnya sudah familier dengan sebagian besar foto2 peserta WPP, sebab sebelumnya mereka juga yang menyortir untuk keperluan medianya masing2. Dalam proses sortir itulah para juri menyimpan memori foto apa yg kuat. tentu saja yang layak tampil di media-nya, layak pula untuk WPP.
Masalahnya kebetulan foto2 itu dikirim oleh AP, AFP, Reuter, EPA, Getty, dll. bukan dari Kompas, Media Indonesia, Jawa Pos, Sriwijaya Post, Radar Bogor, dll.
Jadi kalau pemenangnya fotografer AP, AFP, Reuter etc, ya itu sudah wajar aja. lha wong jurinya sudah naksir duluan itu foto kan.
Seingat saya baru fotografer Jawa Pos yang pernah menang WPP. foto truk pengangkut suporter bola terbalik, tahun awal 90-an kali.
setelah itu ada banyak fotografer Indonesia masuk WPP. tapi mereka memotret untuk kantor2 berita asing.

Apakah selera juri masih berperan? Tentu saja masih.
Tapi bagaimana pendapat rekan2 sekalian?

Belum ada komentar