Minggu pagi di Plaza UGM

Oleh:  Karolus Naga (50633)    16 tahun yang lalu

  0 

pengantar:
Plaza (spanyol) dipahami sebagai ruang publik terbuka, atau city square dalam bahasa inggris dan piazza dalam bahasa italia. Salah satu ciri dari plaza adalah adanya sebuah bangunan utama yang menyertainya, atau dikelilingi bangunan lainnya. Masyarakat Indonesia sendiri (jawa pada umumnya) telah mengenal plaza sejak jaman dahulu kala dengan istilah "alun-alun" yang biasanya terletak di pelataran istana, atau pusat kota. di Jogja sendiri ada alun-alun utara dan alun-alun selatan. Jurgen Habremas menyebutnya dengan istilah "public sphere", ‘ruang sosial’ yang terbuka, dan di dalamnya masyarakat dapat membangun opini dan mengekspresikan dirinya secara bebas, tanpa ada tekanan atau pemaksaan oleh siapapun. Dalam perkembangannya "public sphere" yang dikonsepkan Habrmars tidak terbatas pada konsep fisik semata. Media massa (mass cultural) dan media internet (cyberspace) telah menjelma menjadi public sphere yang subur pada beberapa tahun terakhir.

Sebagaimana negara pengguna kalendar Romawi (gregorian maupun julian), hari minggu adalah sebuah hari istimewa. hari libur dari segala kegiatan (terkecuali instansi sosial semacam RSU, Kepolisian, Pemadam Kebakaran dsb) karena bangsa Romawi pada hari minggu (dies Solis, latin) melakukan penghormatan pada matahari. Seiring perkembangan waktu, Amerika Serikat mengadopsi Adamson Act yang kemudian dipakai secara global. Dan ketika Revolusi Industri mencapai tahap keemasan dimana penjara-penjara di Britania Raya penuh sesak, dan kaum buruh menjadi semakin marjinal, hari minggu menjadi sebuah hari yang disakralkan. Berkumpul dengan keluarga, atau menghabiskan upah sepekan yang memang rendah di meja taruhan dan ticket seakbola adalah yang mereka lakukan pada hari tersebut. namun setelah diberlakukannya aturan 5 hari kerja dan semakin padatnya Premier League maupun Division One serta Piala Liga, pertandingan sepak bola kemudian digeser ke hari sabtu oleh FA, sehingga orang inggris menyebutnya "saturday night fever" dimana stok bir dan rokok menipis drastis. lain halnya dengan Amerika Selatan, hari minggu adalah hari sakral, gereja menjadi penuh sesak dan tak ketinggalan setelah selesai berdoa mereka bergegas menuju lapangan sepakbola yang adalah gereja kedua, walaupun kadang "gereja kedua" ini diwarnai dengan ritual "baku lempar dan baku hantam" layaknya kisah saint Michael vs Brujeria dalam kitab taurat.

Kampus Universitas gajah Mada, dengan luas lebih dari 740.000 meter persegi dan dengan total lebih dari 670 bangunan terpadu merupakan salah satu kampus yang paling diminati di negeri Indonesia. Bahkan pada beberapa fakultasnya memiliki jumlah mahasiswa/i luar negeri yang terbilang cukup banyak. Sebagai sebuah organisasi bisnis, kampus UGM diangap telah mampu menghidupi dirinya sendiri, sehingga pada beberapa tahun silam UGM dan 9 perguruan tinggi negeri lainya dicabut subsidinya dari pemerintah. alhasil biaya spp mendadak naik sebagai "domino effect" dari hal tersebut.

UGM tidak hanya menawarkan mutu pendidik yang ditunjang oleh fasilitas perkuliahan yang memadai saja, namun pada minggu pagi, UGM menawarkan sebuah plaza, ruang (dalam konteks fisik) dimana masyarakat internal maupun eksternal kampus ugm berkumpul, melakukan berbagai aktivitasnya seperti menawarkan berbagai barang dan jasa. Daerah dari bundaran UGM hingga lembah kemudian menjelma menjadi sebuah pasar rakyat, panggung hiburan, tempat menggelar berbagai aksi solidaritas maupun menyuarakan aspirasi, dan juga tempat olahraga sekaligus tempat cuci mata atau sekedar tempat hangout bersama kekasih, kerabat, sanaksodara atau teman-teman sekomunitas. sejak pukul tujuh hingga pukul duabelas siang, tempat ini akan menjadi sebuah tempat yang ramai dan lain dari hari-hari laiinya.

Namun sangat disayangkan bahwa plaza UGM di minggu pagi ini belum bisa dikatakan sukses sebagai sebuah "public sphere" yang dikonsepkan Habermars, plaza UGM masih menjadi "pasar rakyat" semata dimana gambaran konsumerisme pada masyarakat tingkat bawah tampak dengan vulgarnya.
---------------------------------------------------------- kayaknya sih ...
alpha

Belum ada komentar