Ungkapan rasa untuk Makro & Olah digital (refleksi pagi)

Oleh:  Abdullah Sajad (18102)    16 tahun yang lalu

  0 

Melihat dunia makro lebih dekat.


Konsep foto ini berawal dari kritikan teman-teman FN terhadap foto-foto saya. kritik membuat kita memperbaiki diri. Kritik terhadap kita akan membuat terjaga. Dari mimpi-mimpi "sok pintar". Kritik "jempol 3 merah" biasanya sebenarnya menarik. Pujian terkadang membuat kita terbuai, terlena, dan selanjutnya tak melakukan perubahan. Aku membedakan point dengan komentar. Sebab point adalah apresiasi terhadap karya. Walau kritik pedas, terasa makan cabe yang enak banget, soalnya sambil makan pecel lele.

Valens Riyadi & Kristupa Saragih, dua sejoli dan kawan-kawan yang ikut membangun FN, membuat sistem dan peraturan di FN ini berjalan dengan lancar dan terbuka, terima kasih. Dan tentu saja, berkat teman-teman, senior FN, dan anggota lainnya.

Dari data yang ada di FN, Ratusan Ribu foto, tidak semua saya lihat, telah memenuhi memori retina kita. DIolah dan dikirim ke otak dan dirasakan. Menjadi panduan mengenal tata warna. Pengalaman melihat foto ribuan seperti ini, membuat kita semakin haus akan keindahan. Ratusan ribu foto ini, menjai pembanding foto yang saya buat. Kita semakin kaya dengan keindahan. Pikiran dan perasaan semakin terlatih dengan warna, komposisi, sudut, setingan kamera, dan variabel-variabel lainnya. ya.

Beberapa tulisan di forum makro, khususnya mbak Mira TJ "Macro Photography dibuat agak murah". Yang menyebut ada 4 Versi cara membuat foto makro, saya terjaga. Betapa sulitnya membuat sebuah foto makro. Peralatan yang bermacam-macam, lighting, dan lainnya. harus berburu serangga kecil yang berlarian ke sana-kemari. Ada satu tulisan mengatakan, "sepertinya kita dipermainkan serangga" membawa kamera seberat 1-5 kg, terbirit-birit (capek deh). memegang kabel dan tripot. waduh. serba sulit. Namun itu semua tidak menyurutkan langkah untuk berkarya. Sebab masih ada kamera saku.

Arbain Rambey, tulisannya tentang kamera saku di KOMPAS, yang udah lama banget tapi masih aktual, membuat saya terjaga, membuat saya kembali semangat. Kamera saku juga dipakai orang profesional, sebagai pemain cadangan. Cerita hasil jepretan kamera saku, merekam perjuangan seseorang pegemudi yang akan jatuh ke jurang, mobilnya mau terjerembab, menjadi cerita menarik bagi pengguna kamera saku.

Kamera saku dengan fasilitas makro, diseting manual, mirip-mirip dslr, lah. Walau tidak mungkin bisa pake lensa super makro, bahkan ada teman FN yang kemudian memakai kaca pembesar (dalam basa jawa timuran disebut: srikonto'l). Pembelajaran dari settingan dan contoh hasil foto teman-teman FN. Untuk mengolah, saya lebih dulu telah belajar Photoshop dibandingkan memotret. Tapi tidak ada kata terlambat untuk jepret, dengan moto "mangan ora mangan sing penting moto" (iso mati rek). geng Kreator jalan terus.

Justru semangat motret dalam diri muncul karena saya ikut FN, (hehe, ndeso ya). Ya. betul. Setingan kamera saku yang ada makronya, dan mencoba, saya kok terkadang jadi heran. Ternyata saya juga bisa buat foto. Foto yang waktu SD ngak kebayang, pelajaran biologi, gambar-gambar begitu kecil, seperti microba bisa kita lihat. Kebetulan yang saya beli Panasonic (kamera lain ngak bole ngiri),ya pakai aja.

SAtu foto yang membuat saya terobsesi membuat karya ini, fotonya Ongky Kusuma, yang berjudul "Gara-gara FN", Dhanny S DnL "Jaga Gawang", Rarinda Prakarsa "Mimpi", Sanityasa, "Surfing", Darius Manihuruk "end of the world", Harimanto, "touch the sky". Memang, rata-rata gara-gara FN. semua orang kecanduan, ketagihan. Menurut info teman psikolog saya, FN ini hidup, sebab interaksi yang sangat kental. Apresiasi yang diberikan oleh teman-teman yang lain terhadap sebuah foto, membuat fotografer semangat. Menaikkan adrenalin untuk membuat yang lebih baik. Walau terkadang, naik turun hasil jepretan seseorang, tetapi semuanya terus belajar. Saya yakin, Bahkan om Darwis Triadi tpun, masih terus menikmati foto-foto teman-teman FN untuk dipelajari (nyangka banget seh gue, maaf om). Semua orang mencintai fotografi.

Foto ini bisa ditafsirkan macam-macam. Bisa diberi judul macam-macam. Namun idenya adalah mengamati dunia fotografi makro lebih dekat. Seorang anak kecil sedang duduk, berfikir dan melihat dunia makro. Seekor lalat sedang mandi embun pagi dari bunga pinggir jalan di atas daun ditonton para binatang.

Foto ini kupersembahkan untuk pecinta Fotografi di FN.

Proses belajarku yang belum berhenti. Selagi bisa melihat foto-foto indah teman-teman FN. Foto-foto yang bermunculan setiap hari. Memberikan pembelajaran luar biasa. Bagi mahasiswa fotografi. Ilmu fotografi yang kelihatan sederhana, ternyata menyimpan berjuta-juta ilmu. ya. Dari permainan cahaya. menangkap cahaya. merefleksikan lewat lensa. Dan direkam. merekam ruang dalam waktu yang sedikit. ada yang 1/16, 1/200 detik. seperti nada dalam lagu. Permainan ruang dan waktu. Semua bermain. Dan juga memainkan rasa. Memainkan pikiran. Memainkan emosi. Ada yang kecanduan. Ada yang kesal. Ada yang senang. ada yang sedih.

Foto makro memberikan kekayaan warna dan detail indah pada bentuk-bentuk design Fotografi dan design yang lebih umum. Foto detail dapat digunakan untuk membuat cover buku, pamflet, leaflet, majalah, buku. dan ndak tahu lagi ya.

waduh, kayak nulis surat cinta nih. Semoga tidak kepanjangan keterangan ini. Monggo didiskusikan.


Salam.


sajad.
pecinta foto
http://www.fotografer.net/isi/galeri/lihat.php?id=491720

Belum ada komentar