Diskriminasi jurnalis foto?Apa Ada Batasan tugas?

Oleh:  Fehmiu Roffy Tavare (16427)    17 tahun yang lalu

  0 

Sekedar pengalaman.
Bencana Gempa dan Merapi di Yogyakarta beberapa waktu lalu, saya 'ikutan' meliput suasana kejadian karena ingin 'memberitakan' hal tersebut kepada pembaca di media tempat saya bernaung. Awalnya lancar lancar.Lalu...ada seorang petugas (penjaga pintu desa turgo-Merapi) iseng nanya saya (dan beberapa orang di lokasi bencana lain- mungkin keamanan setempat-.

"Dari mana, Mas?" Saya jawab sambil memperlihatkan kartu identitas saya (kebetulan saya bekerja pada salah satu media olahraga). Dengan tegas dia bilang, "Kamu wartawan olahraga NGAPAIN KE SINI?! DI SINI SEDANG ADA BENCANA, BUKAN ADA PERTANDINGAN..!!"
Akhirnya saya manut, tidak diperbolehkan masuk lokasi 'berbahaya'.

Tiba-tiba...serombongan wartawan dari beberapa 'media terkenal' masuk. Bahkan yang bersangkutan membukakan pintu sambil mempersilahkan masuk. Saya bilang, "Lho, mereka kok boleh?" Dia jawab, "Mereka kan dari.....(gak enak sebut nama Medianya)"..sambil melotot ke saya, lalu pergi.

Begitu pula waktu saya mencari info data bencana dll...mereka sepertinya...gimanaaaa...gitu.

Syukur ada beberapa foto yang saya buat (mungkin) bisa menyentuh pembaca untuk galang bantuan. Akhirnya perusahaan saya 'join' dengan beberapa sponsor melakukan penggalangan dana untuk korban.Menariknya, tidak hanya sekali, tapi dua kali kami berhasil memberikan bantuan kepada para korban (mungkin tidak seberapa).
Padahal maksud liputan saya justru di situ. Jadi tidak sekedar liputan olahraga saja.

Apa salah jika saya meliput sesuatu yang bukan pada bidang saya?
Ya, mungkin tidak ekstrim seperti misalnya saya masuk gedung DPR hanya untuk meliput suatu sidang yang tidak ada hubungannya dengan tugas dan sasaran pembaca kami.

Atau memang ada diskriminasi antar jurnalis (foto) di mata masyarakat, hanya karena besar-kecilnya media tempat kita bertugas?

Belum ada komentar