lanjutan "hal ini bukan kebenaran, hanya sebuah perspektif lain.."

Oleh:  Adi Prawira Widagdyo (4298)    18 tahun yang lalu

  0 

waduh waduh waduh....

terimakasih banyak buat semua yang udah rela memberikan waktunya untuk memberi perhatian pada tulisan saya yang sok tinggi bahasanya ini... kepala saya jadi lebih terbuka, begitu banyak sudut pandang yang ada di dunia kita ini...

dan semuanya baik adanya....

saya bersyukur merasakan kebingungan, pencerahan, dan gejolak ketika membaca komentar rekan2...

dan saya berterimakasih buat semuanya..

benar2 berterimakasih....

sebelumnya, maap ke semua rekan perkara hurup besar... maklum, masih jarang berforum2... jadi ga tau kalo hurup kapital artinya lagi marah... heheheheheeee....

yah, mungkin kalo boleh sedikit memaparkan lagi apa yang ada di kepala bocah bego ini....

***konsep verbal : ibarat karangan, sebelum mengarang ada "kerangka" karangan yang ditulis dulu... "kerangka" yang berfungsi merumuskan dengan jelas apa yang mau kita omong lewat karangan... nah buat saya, foto itu media buat ngomong, makanya konsep verbal berupa kata-kata deskriptif, yang mampu membuat foto di kepala sebelum foto sebenarnya dibuat, sangat penting.

NB : soal ini, maaf, buat yang mengira ini teori utopianis dari seorang mahasiswa, tidak sepenuhnya demikian. kalau berkenan, mampir ke foto saya, "hentak rampak". disitu pula, saya menunjukkan, melukis dan memotret itu satu, setidaknya buat saya.

maaf, tujuan penulisan artikel ini adalah juga untuk sedikit memprovokasi jiwa seni yang ada. karen, sekali lagi, buat saya:

"photography is not ONLY about capturing the moment. Moreover, It's painting the moment"

sekali lagi, saya bukan asal bicara saja. kalu mungkin terkesan sombong, ya maaf saja mbak dan mas... maklum masih muda dan bego...

nah, selanjutnya, kalau "preconceived image" sebenernya juga ngga jauh beda dari konsep verbal. cuma preconceived image itu lebih visual. seperti yang saya katakan tadi, sebelum memotret, udah kebayang jadinya kayak gimana...


SEKALI LAGI BUNG! INI BUKAN KEBENARAN! HANYA SEBUAH PERSPEKTIF LAIN! DAN HURUF KAPITAL INI JUGA NGGA MARAH KOK... biar keliatan lebih jelas aje.. hehehehee...

yah, emang beda2 lah tiap orang.... saya juga bukan mau ngedoktrin semua dengan sudut pandang ini.... sama kayak orang nglukis, ada yang tipe planner, jadi sebelum nglukis udah tau tiap detilnya.. ada yang tipe motorik, jadi sebelum nglukis blank! betul2 blank! tapi setelah goresan pertama, semuanya mengalirrrrrr indahhhh....

ya, tinggal anda termasuk orang yang mana? kalo ngga termasuk keduanya ya ngga papa... anda ya memang anda....

cuma, buat saya pribadi, fotografi itu media untuk ngomong konsep di kepala saya, sebuah media penyampai pesan, bukan sekedar menangkap keindahan belaka. juga sebaliknya, fotografi bukan hanya media idealis buta, tapi ia juga bisa menyebarkan sebuah momen ke seluruh dunia, sebuah momen yang tak dapat diulang, sebuah momen yang mengubah dunia...

yah, gitu aja lah.. banyak yang lebih senior dan lebih ngerti...

aku ini ngga tau apa2 kok. pengen cerita aja... saya juga seneng motret yang cantik2 heheheheheee... tuh, baru aja saya upload.. =)
oke friend? have a great time with ur camera
kalo yang saya tulis terkesan teoretis dan sok2an, silakan kalo ada waktu mampir ke foto saya, hentak rampak.. di foto itu telah saya tulis dengan sejelasnya, bagaimana saya "membuat" foto itu dengan idealisme(kalo boleh dibilang begitu) yang saya tulis. Salam hormat untuk semua

Re: lanjutan "hal ini bukan kebenaran, hanya sebuah perspektif lain.."

Oleh:  Charles Tampubolon (9963)    18 tahun yang lalu

 0 

saya mengutip kritikan anda disebuah thread,bertolak belakang dengan tulisan anda diatas:
aneh sekali. betul2 aneh pandangan orang yang bilang foto ini karya pedofilia, pornografi, dan lain sebagainya. Bangsat macam apa kalian yang bilang itu? ..........

kalimat anda sangat provokatif,
apakah anda sudah mengikuti topik itu dari awal?
atau hanya karena emosional saja?

matur suwun,mas Adi!
bahasa anda sulit sekali,terlalu seni atau apa,ya??saya cukup pusing:-O:-O
selamat menjadi mahasiswa seni,ya mas Adi....:">

Re: lanjutan "hal ini bukan kebenaran, hanya sebuah perspektif lain.."

Oleh:  Adi Prawira Widagdyo (4298)    18 tahun yang lalu

 0 

hahaahaaa mas charles... suwun... apanya toh yang bertolak belakang menurut anda?

buat saya, saya sangat keras buat orang yang sangat konyol memandang keindahan sebagai pornografi. yang porno bukan keindahannya. pikiran mereka aja yang goblok. buat saya, ngga ada sopan santun atau etika buat orang2 macam itu..

dan saya juga sah2 aja kalo dibunuh karena ngritik orang2 macam itu...

sudah terlalu tolol ketololan mengenai perkara porno-pornoan di Indonesia ini.
majalah blak2an di pinggir jalan dibiarin. foto bagus davy linggar kolaborasi ama agus suwage dikritik dengan alasan yang lagi2 goblok.

terimakasih banyak buat saran anda. bahasa terlalu tinggi itu berarti orang yang nulis masih bego. kalo dia bijak, pasti dengan bahasa yang simpel orang udah menangkap kedalaman maknanya...

sekali lagi, maklum, mahasiswa sok2an...

perlu banyak menimba ilmu kesanasini. ITB itu cuma tempurung saja kalo saya jadi katak terus...
semoga saya jadi lebih baik.

sekali lagi, terima kasih

Re: lanjutan "hal ini bukan kebenaran, hanya sebuah perspektif lain.."

Oleh:  Amril Nuryan, momoclax (48371)    18 tahun yang lalu

 0 

Aduuh ketinggian bahasanya..... pake bahasa ala koran aja mas... gak mudheng aku ! :-O :-O :-O :-O :D :D :D

Re: lanjutan "hal ini bukan kebenaran, hanya sebuah perspektif lain.."

Oleh:  Adi Prawira Widagdyo (4298)    18 tahun yang lalu

 0 

oke bos.... aku perlu banyak belajar... suwun....

Re: lanjutan "hal ini bukan kebenaran, hanya sebuah perspektif lain.."

Oleh:  Andri Irawan, Billitone (72159)    18 tahun yang lalu

 0 

Ngaku bego tapi bilang orang lain goblok, piye toh mas...? ;))
Itu jelas sebuah "konsep verbal" yg ngelantur...hehehe.

salam.

Re: lanjutan "hal ini bukan kebenaran, hanya sebuah perspektif lain.."

Oleh:  Adi Prawira Widagdyo (4298)    18 tahun yang lalu

 0 

apakah kalau kita mengukur penggarisnya harus SELALU diri kita sendiri? apakah orang bodoh tidak bisa melihat kebodohan orang lain? apakah kebodohan yang satu mengharamkan orang untuk mengungkap kebodohan yang ada di sisi lain?

Re: lanjutan "hal ini bukan kebenaran, hanya sebuah perspektif lain.."

Oleh:  Adi Prawira Widagdyo (4298)    18 tahun yang lalu

 0 

salahkah untuk orang yang bodoh hitung menghitung mengkritik orang yang kacau di bidang bahasa? salahkah orang buta mengkritik orang yang normal soal musik? bukankah orang buta lebih peka pendengarannya?

apakah orang yang bego di satu hal tidak boleh mengungkap kegoblokan orang lain di lain hal?

Re: lanjutan "hal ini bukan kebenaran, hanya sebuah perspektif lain.."

Oleh:  Adi Prawira Widagdyo (4298)    18 tahun yang lalu

 0 

bukankah larangan bagi orang bodoh untuk bilang soal kebodohan orang lain itu hanya karena harga diri? "haram bilang kesalahan orang lain kalo diri sendiri masih salah... ...karena harga diri.... ...nanti orang lain bilang apa?...."

buat saya, sebegitukah harga diri? saya cuma ngomong apa yang ada di kepala saya saja...heheheheee....

benar salah, saya ngga terlalu ngurus... tak satupun dari kita yang tahu. karena semua kebenaran hanya separuh kebenaran...

Re: lanjutan "hal ini bukan kebenaran, hanya sebuah perspektif lain.."

Oleh:  Aleoni Nadia (4043)    18 tahun yang lalu

 0 

:-??:-??:-??:-??

Re: lanjutan "hal ini bukan kebenaran, hanya sebuah perspektif lain.."

Oleh:  Yusman Budiawan (24538)    18 tahun yang lalu

 0 

Aleoni mau ngapain, mau ngomong apa sih :)
Kok cuma emoticon aja yang muncul. Bingung ya :D

Re: lanjutan "hal ini bukan kebenaran, hanya sebuah perspektif lain.."

Oleh:  Farid Maruf (4960)    18 tahun yang lalu

 0 

Verbal dan Preconceived image sebenarnya bukan suatu yang asing buat "the rest of us". Sebagian dari kita sudah mempraktekannya kok, Water Simphony salah satu contoh, pre-wed foto, foto2 mbah uyo.

Bahkan di non-controlable enviroment (spt snapshot, sport fotografi, jurnalistik) verbal dan preconceived image juga diterapkan cuman gak formal. Bedanya, mungkin bagi Anda, dimulai dengan kegiatan protokol dan ritual tertentu, yang laen dilakukan secara subliminal lalu creek...crek...crek...crek

Betul kayaknya gaya bahasa Anda sedikit unorthodox, cenderung hiporbolic....melebih-lebihkan...PANTAHE kata orang medan...(Pantang Tak Hebat) padahal apa yang Anda sampaikan pada thread awal mungkin dapat disajikan dalam 2 atau 3 kalimat saja (tanpa harus membawa-bawa nama opa Einstein segala).

Re: lanjutan "hal ini bukan kebenaran, hanya sebuah perspektif lain.."

Oleh:  Adi Prawira Widagdyo (4298)    18 tahun yang lalu

 0 

terimakasih. saran yang sangat membangun dan kritis. terimakasih!

Re: lanjutan "hal ini bukan kebenaran, hanya sebuah perspektif lain.."

Oleh:  Farid Maruf (4960)    18 tahun yang lalu

 0 

np. ;)

Re: lanjutan "hal ini bukan kebenaran, hanya sebuah perspektif lain.."

Oleh:  Adi Prawira Widagdyo (4298)    18 tahun yang lalu

 0 

....nggak... bener, terimakasih... tepat sasaran banget....

emang banyak fotografer yang udah melakukan itu... udah ngga perlu jabaran ribet di kepala mereka yang udah bisa melakukannya tanpa kesadaran penuh...

hebat anda!

Re: lanjutan "hal ini bukan kebenaran, hanya sebuah perspektif lain.."

Oleh:  Farid Maruf (4960)    18 tahun yang lalu

 0 

Karol Hatala:

Each photographer has slightly differing criteria for judging photography. Some opt for the perfect shot, others the composition or even the idea expressed through the picture itself. Then you will encounter a photograph which is `something different`, and you as a `proper photographer` start to investigate. According to the regular criteria an individual photograph will have something lacking in technique or composition, and that makes a strong impression on us.

The majority of photographers starting out have a specific aim in mind - create the perfect photographic composition, perfect exposure, a sharp and true vision of color. These criteria are quite common and often used for evaluating the photos from both the side of the layman and the professional as well. Then the moment comes when each photographer finds what he wants to express through his photography, how he wants to address the public. A creative photographer chooses his (or her) own path, their own signature for self expression and in the meantime lets go of some of the rules in use. They experiment, looking for an alternative photography...

Re: lanjutan "hal ini bukan kebenaran, hanya sebuah perspektif lain.."

Oleh:  Budi Marjono (14917)    18 tahun yang lalu

 0 

sudah.. sudah.. hayo, anak-anak, motret lagi...
:)

Re: lanjutan "hal ini bukan kebenaran, hanya sebuah perspektif lain.."

Oleh:  Igor F Firdauzi (185236)    18 tahun yang lalu

 0 

ini pada ngomongin apa sih?
:-?

Re: lanjutan "hal ini bukan kebenaran, hanya sebuah perspektif lain.."

Oleh:  Heri C., Winale (5653)    18 tahun yang lalu

 0 

Adi Prawira wrote,

"..sudah terlalu tolol ketololan mengenai perkara porno-pornoan di Indonesia ini. majalah blak2an di pinggir jalan dibiarin. foto bagus davy linggar kolaborasi ama agus suwage dikritik dengan alasan yang lagi2 goblok..."

Saya melihat anda pribadi yang tidak konsisten. Lebih tepat anda sebagai personal yg sedang mencari jati diri dan sedang berusaha mengenali diri anda sendiri. Kalau begitu, anda perlu tahu thread yg anda bawa dengan judul di atas adalah bukti inkonsistensi anda. Kalau anda mengaku "bukan sebuah kebenaran kecuali anda merasa cuman perspektif menurut anda", maka tidak mestinya anda berpendapat yg bersifat judgement di atas.

Bagi saya, anda cukup jelas kontradiktif. Bahkan anda tidak tahu apa yg sudah anda tulis. Untunglah anda mengaku masih mahasiswa, dan berarti pendidikan buat anda masih menempuh jalan panjang di depan anda. Mungkin dengan tipikal person spt anda masa mengenali siapa anda itu tak akan menmukan jalan ujung.

Selamat berjibaku dengan teori dan iedealisme yg baru anda kenal!

Re: lanjutan "hal ini bukan kebenaran, hanya sebuah perspektif lain.."

Oleh:  Athmam Mufti (8642)    18 tahun yang lalu

 0 

waduh3, khas itb banget neh
egosentris, megalomania, anti kemapanan, kurang loyal, out spoken...tp cerdas, kreatif, mudah berubah
emang susah menggabungkan iptek dan seni, dan itb salah satu yg coba main dalam irisan itu

soal kerangka, silabus, metodologi, thema, lebih mudah dilaksanakan di lab teknik/eksak, 1+1=2, tapi di lab seni 1+1 bisa absurd, terserah apresiasi, terserah behavior, terserah paradigma, terserah perspektif, terserah selera, dalam bahasa marketing, terserah pasar, rating...dll,
seringkali dalam hukum pasar, idealisme kalah oleh pasar...sudah banyak korban...tapi sang idealist tetap bangga

sekarang lagi trend, teori ttg absurditas, ttg ketidakberaturan. seorang sahabat yg DR.MEng.MSc.Ir. sedang aktif2nya bikin workshop ttg Customer Behavior, ck ck ck lieur euy
kata Freud, otak kiri sebaiknya seimbang dg otak kanan, seni seimbang dg iptek, logika seimbang dg rasa
makanya saya memilih seni fotografi, yg emang gabungan antara iptek dan seni, untuk mengasah otak kanan, biar otak kiri jangan terlalu dominan, otak kiri yg menyiapkan verbal, otak kanan yg menghaluskannya

Mas Adi, mari sama2 berkarya dan mengasah otak kanan. Content yg indah dalam contex yg indah juga, isi dan kemasan yg baik, lukisan yg indah dan frame yg menguatkan, ide brilian dg bahasa yg halus... aduh indahnya, insya Allah

salam kenal dan selamat berkarya
athmam.fotografer.net

Re: lanjutan "hal ini bukan kebenaran, hanya sebuah perspektif lain.."

Oleh:  Eggy Siagian (8395)    18 tahun yang lalu

 0 

anak2 seni rupa itb emang belagu2 deh ih deh ih

Re: lanjutan "hal ini bukan kebenaran, hanya sebuah perspektif lain.."

Oleh:  Tri Laksmana (7503)    18 tahun yang lalu

 0 

Kamu Fotografi Dasar-nya dapat A ya? Hahahahaha.... :))

Bagus deh kalo kamu motret punya konsep, sekarang tinggal gimana belajar menggunakan teknik2 yang dapat mengkomunikasikan pesan dan konsep tersebut, belajar memilih angle yang terbaik untuk menyampaikan pesan tersebut, memanfaatkan simbol-simbol untuk menyampaikan pesan...well...semua fotografer profesional yang saya tau sih... selalu punya konsep dan pesan dalam tiap fotonya, itulah yang membuat foto mereka jadi berkarakter. Bukannya teknik itu jadi gak penting buat mereka, tapi persoalan teknik itu sudah jadi satu dengan konsep mereka sehingga hal2 seperti itu udah gak dipikirin lagi.

Pemikiran soal preconceived image itu sudah otomatis terjadi di dalam kepala dan cepat2 mereka mengatur posisi dan setting kamera untuk menciptakan image. Soal verbal itu juga sudah terpikirkan. Salah satunya misalnya prefocusing, mempersiapkan segalanya dari awal: angle, eksposur, fokus. Begitu momen yang datang, tinggal dijepret aja. Contohnya ya prefocusing tu misalnya ini, ini (kalau yang ini saya mah curiganya do'i nongkrong agak lama di situ), atau misalnya ini (ini mah foto gue sendiri, hahahaha narsis :)))

Well...IMHO selain harus belajar mengembangkan konsep kita dan bagaimana kita mengembangkan teknik untuk mengkomunikasikan konsep tersebut (kalo bahasanya Ansel: previsualisasi), kita juga harus belajar membaca foto supaya bisa ngarti apa konsep dan pesan yang ingin disampaikan fotografer lain sehingga kita juga bisa memberikan penilaian apakah dia berhasil mengkomunikasikan pesan dan konsep do'i. Itu bagian dari kritik foto.

Ya sudah lah salam buat Pak Andika sama Pak Hendi lah yaw... :)>- mereka masih ngajar fotografi dasar di DKV kan?

Re: lanjutan "hal ini bukan kebenaran, hanya sebuah perspektif lain.."

Oleh:  Adi Prawira Widagdyo (4298)    18 tahun yang lalu

 0 

hahahaaaa.......

buat bang herry :
terimakasih banyak...
syukurlah kalau sampai mati saya belum mengenali diri saya sendiri.
betapa hebatnya sang pencipta menciptakan seseorang yang bahkan sampai mati tak dapat mengenali dirnya sendiri.

Emerson : "konsistensi yang membabi buta adalah danyang jiwa-jiwa kerdil"

buat bang eggy :
jangan bilang anak2 senirupa itb blagu ah... itu kan saya aja yang blagu... belum tentu yang lain begitu... tul tidak bos?

Re: lanjutan "hal ini bukan kebenaran, hanya sebuah perspektif lain.."

Oleh:  Adi Prawira Widagdyo (4298)    18 tahun yang lalu

 0 

buat bang tri :


terima

kasih

banyak..

salam akan saya sampaikan bos...

Re: lanjutan "hal ini bukan kebenaran, hanya sebuah perspektif lain.."

Oleh:  Stella Noviani (42531)    18 tahun yang lalu

 0 

Thread yang menarik, ngomong2 kenapa musti bikin 2 thread ya, sayang juga jadinya, thread pertama agak tersisihkan, padahal dasar pemikiran Adi ada disitu kan? ;)

Pandangannya bisa dimengerti...satu perspektif yang menarik, satu pandangan dalam ber-fotografi yang kental sekali dasar filosofisnya...
Terima kasih untuk sharing pemikirannya, tapi pada akhirnya kita akan kembali lagi seperti kutipan Karol Hatala dari mas Farid Maruf, setiap fotografer berbeda, baik dalam pemikiran, penilaian, maupun eksekusi karya fotografinya. Sama halnya setiap individu akan berbeda dalam menilai satu karya seni, seperti itu juga 'selera' berkonsep sangat abstract dan personal.

Satu saran, mungkin kalau Adi bakal bikin topik seperti ini lagi ;)
I miss a little neutrality, moderator yg menulis secara netral bakal bisa menyetir arah threadnya supaya lebih menarik bagi semua pihak. Gunakan pancingan, tulis kesimpulan2 kecil, tanyakan alasan pendapat orang, hindari pendapat2 pribadi (cukup ditulis sebagai pengantar thread) dan hindari juga memasukkan identitas sang moderator, be consistent, stay calm in any discussion....berdirilah di tengah, biarpun kamu tahu kamu berpihak pada satu sisi....

Sukses buat kuliahnya ;) salam!

Re: lanjutan "hal ini bukan kebenaran, hanya sebuah perspektif lain.."

Oleh:  Herman Sam Martino (3473)    18 tahun yang lalu

 0 

Hmmm ...

Nggak mudeng nih ... padahal saya juga kuliah di bidang seni juga ... :(
Atau jangan-jangan ilmu saya yang belom nyampe ? :((