selenium toning

Oleh:  Fajar Widharta (7360)    20 tahun yang lalu

  0 

Halo FNers, ada yang punya pengalaman dengan selenium toning? Dilution yang dipakai? berapa lama sampai perubahan warna atau archival process tercapai? jenis selenium toner yang dipakai (atau ngeramu sendiri??!?), dan pertanyaan terpenting, apakah selenium tadi di-dilute dengan HCA (Hypo CLearing Agent) atau distilled water biasa? thanks lebih dulu ... (kak david hermandy, jawaban anda sangat diharapkan :)..). salam

Re: selenium toning

Oleh:  david hermandy (3403)    20 tahun yang lalu

 0 

Hai kak fajar, wah printing terus nih :)
Saya coba jawab beberapa hal sekitar selenium toner, FNers yang saya tahu juga penggemar berat selenium toner adalah Dominikus BW (benk dimana kau?)

Sekilas, pada proses developing dan fixing silver halida dikonvert menjadi silver image (proses pada BW). Silver image ini rentan terhadap oksidasi dan sinar. Penempatan foto pada ruang yang terang dan terjadi kontak langsung antara foto dan udara dapat menyebabkan kerusakkan pada foto.
Salah satu cara untuk menambah daya tahan foto (archieval) adalah dengan toning. Pada Selenium toning, silver image dikonvert menjadi silver selenite, sedang pada Sulfide toning (mis. sepia toner) silver image dikonvert menjadi silver sulfide. Silver selenite dan sulfide terbukti lebih tahan terhadap oksidasi dan sinar.

Pada dasarnya yang perlu diperhatikan dalam selenium toning adalah acid envirotment (keasaman), karena asam (pH rendah) dapat mengakibatkan stain (noda) berwarna seperti pink. Selenium toner membutuhkan lingkungan pH netral atau jika bisa lingkungan yang alkali, itu sebabnya dianjurkan menggunakan plain fixer (plain hypo). Salah satu cara untuk mendapatkan lingkungan alkali adalah menggunakan Hypo Clearing Agent.

Hal lain yang dilarang pada selenium toner adalah penggunaan hardening, karena akan mengakibatkan toning tidak merata, ini disebabkan karena hardener membentuk semacam suatu lapisan tipis pada permukaan foto. Kodak Polymax T-Fixer sudah dicampur herdener dari asalnya, fixer ini tidak dianjurkan untuk toning printing.

Selenium toner yang saya pakai adalah Kodak Rapid Selenium Toner, Info buat FNers yang lain Selenium toner bisa diperoleh di CAPA store, metro atom plaza jakarta pusat, telp 021-3523953, untuk luar jakarta bisa order lewat telp.

Dulu pernah saya mau coba untuk meracik sendiri tapi setelah dihitung, terlalu mahal :( terutama selenium powder yang kemasannya 1kg. Untuk 1 kg selenium powder menurut hitungan saya kalau dipakai tiap hari butuh waktu 3-5 tahun baru habis 8-}

Untuk dillutionnya saya gunakan 1:30 biar ekonomis :D dikemasan ST ada petunjuk, untuk mendapatka perubahan warna dianjurkan dillution 1:3 sampai 1:19, sedangkan jika hanya untuk meningkatkan DMax dan archieval 1:20 sampai 1:40 sudah cukup. Saya belum pernah mencoba ST untuk mendapatkan perubahan warna menjadi cold tone (rekan Dominikus BW sudah pernah dan katanya berubah menjadi warna purple) dengan dill. 1:30 warm tone karena developer atau jenis paper bisa menjadi netral dan DMax juga bertambah, buat saya ini sudah cukup, print dengan neutral black dan DMax yang optimal, untuk masalah archievalnya saya belum tahu gimana cara membuktikannya.

Saya nemu 3 cara penggunaan selenium toner yang sebenarnya mirip-mirip saja tapi cukup membingungkan

Cara pertama dari Ansel Adams (dari buku the print)
1. Develop dan stop bath seperti biasa,
2. Firts fixer selama 3 menit, AA menggunakan F5/F6 kodak fixer, fixer ini termasuk jenis acid hardening fixer, menurut saya AA menggunakan hardening untuk menhindari scratch selama proses pada 1st fixer, hal ini agak bertentangan dengan teori hardening fixer, tapi AA membuktikan bisa digunakan selama menggunakan proses two-bath fixer
3. Rinse, tujuannya mengurangi acid dari 1st fixer imo
4. Second fixerselama 3 menit, disini AA menggunakan plain hypo, saya kurang tahu apakah hardening bisa hilang jika 2nd fixer menggunakan palin hypo. Selain itu plain hypo menciptakan envirotment yang cukup netral. 5. Toning, AA menggunakan Kodak Rapid ST 1:10 - 1:20 dicampur dengan Hypo Clearing Agent selama 1-10 menit tergantung dill. dan perubahan tone dan DMax yang diinginkan
6. HCA, print direndam lagi di HCA selama 3 menit, saya belum pernah membaca jika HCA bisa menghilangkan ST, perkiraan saya HCA dapat membuat print menjadi alkali sehingga proses wash lebih mudah. 7. Wash selama 1 jam Cara kedua dari Kodak, Untuk RC paper setelah dari 2nd fixer dicuci (wash) air selama 4 menit kemudian ditoning setelah itu langsung final wash.

Untuk FB paper seletah dari 2nd fix dimasukkan ke HCA selama 3 menit kemudian wash selama 40 menit setelah itu toning kemudian final wash.

Kodak memberikan alternatif penggunaan ST dicampur HCA, yaitu setelah dari 2nd fix print langsung dimasukkan kedalam ST yang dicampur dengan HCA (kodak menganjurkan untuk tidak dilakukan wash setelah 2nd print) selama 2-6 menit setelah itu dilanjutkan dengan final wash.

Kodak menganjurkan penggunaan nonhardening fixer untuk kedua fixer

Cara ketiga dari buku darkroom cookbook by Stephen G Anchell
1. Setelah dari 2nd fix, print ditoning dengan ST yang dicampur HCA
2. Dari ST print direndam dengan Berg Bath (produk dari Bergger Inc) sampai 5 menit tergantung berat dan jenis paper. Berg Bath dikatakan dapat menghilangkan residu dari toner diatas permukaan kertas. Residu ini tidak terlihat tapi semakin lama akan membuat foto menjadi lebih gelap.
3. Final wash
4. Print direndam dengan Agfa Sistan selama 1 menit. Penggunaan Agfa Sistan dikatakan dapat menambah archieval dari print. :-?
5. Drying

Cara yang saya gunakan dengan paper FB double weight :
1. Dev dan stopbath seperti biasa
2. 1st fix dengan Ilford Hypam 1:9 (acid rapid fix) 3 menit.
3. 2nd fix dengan Ilford hypam 1:9 3 menit.
4. Wash selama 10 menit
5. HCA dengan Tetenal lavaquick atau ilford galerie washaid (kodak HCA tidak tersedia di Indonesia) selama 3 menit. Sekarang saya menggunakan Tetenal lavaquick karena lebih ekonomis.
6. Toning dengan kodak Rapid ST 1:30 (dengan distilled water) selama 7-10 menit. Penggunaan dillution 1:20 menurut saya terlalu keras dan reaksinya agak cepat menyebabkan sulit untuk mengontrol density dari print.
7. Wash selama 30 menit

Sekarang saya lagi mempertimbangkan untuk menambah step HCA setelah toning, meskipun selama ini saya sudah puas dengan step yang saya gunakan.
Hal lain yang disebut perlu mendapat perhatian tentang ST adalah temperatur dari ST, kodak menganjurkan ST pada suhu 18-20 Celcius, Ctein dalm buku Post Exposure menyatakan reaksi ST cenderung melambat bahkan berhenti pada suhu dibawah 20 C. Ctein menganjurkan penggunaan ST pada suhu 24C. Saya sendiri mengunakan ST pada suhu 22-24C.
Data dari kodak bisa didownload dari webnya kodak
itu dulu deh terlalu banyak nanti bosan bacanya :)

Re: selenium toning

Oleh:  david hermandy (3403)    20 tahun yang lalu

 0 

Nambah lagi, hati-hati kalo pake ST karena beracun sekali, toning sebaiknya di ruangan yang sirkulasi udaranya baik, dan gunakan sarung tangan karet.

Re: selenium toning

Oleh:  Fajar Widharta (7360)    20 tahun yang lalu

 0 

Waduh kak, thanks berat....=)...saya sebenarnya sudah lumayan tahu secara procedure untuk ST. dan mungkin KRST memang yang terbaik dan ekonomis (selain ramuan sendiri)...thanks buat infonya....saya bingung hanya karena ada beberapa orang yang mencampur HCA dengan ST dan ada yang pakai distilled water saja...mungkin tidak terlalu efek juga yah (tinggal tergantung eksperimen saja nanti)..=)...sudah susah susah ngetik banyak banyak...sekali lagi terima kasih =)...