Fotografer Potret Indonesia: Poriaman Sitanggang. (Bagian 2)

Oleh:  Feri Latief (10508)    20 tahun yang lalu

  0 

Kalau Jerman punya Stefan Moses, Amerika punya Annie Leibovits, maka Indonesia pun punya juga dong, namanya: Poriaman Sitanggang. Bukan tidak disengaja Galeri Foto Jurnalistik Antara memilih beliau sebagai satu-satunya pengajar (walaupun tentu saja punya beberapa asisten) dalam Work Shop di Goethe ini. Beliau dipilih karena memang sangat konsisten dalam membuat foto potret ini.

Foto-foto beliau menghiasi media massa dalam dan luar negeri. Mulai dari Tempo sampai Time. Dari yang beroplah 500.000 eksp sampai yang beroplah 11.000.000 eksp.

Foto-foto yang dibuatnya suka menampilkan sisi lain dari figur tokoh yang dipotretnya. Pernah melihat mantan Mensesneg Murdiono yang kalau ngomong selalu berhati-hati itu bertelanjang dada dengan cueknya? Atau Aburizal Bakri yang calon presiden dari partai Golkar itu berkeringat-keringat dan membuka baju sambil menggunakan handuk sebagai kerudung? Atau Gunawan Muhammad yang cuman sarungan duduk di kursi? Atau Ir. Ciputra yang sedang menjulurkan lidah meledek sang fotogrfaer? Nah, Pak Poriaman ini yang ahli dalam membuka 'topeng' jabatan, title ataupun gelar yang di sandang sang tokoh.

Dalam Workshop kali ini beliau bukan sekedar mengajarkan teknik foto tepi juga bagaimana trik-trik membuka 'topeng' tokoh yang hendak difotonya. Bahkan saya lihat Pak Poriaman ini lebih menekankan kepada pendekatannya dari pada teknik fotografinya.

Mr. Poriaman bilang, setiap orang itu punya Famous Fifteen minutes, maksudnya manusia punnya sifat difensif sehingga diawal-awal perkenalan manusia berusah selalu berusaha 'jaim', jaga image. Maklum manusia perlu hidup maka 'jaim' itu bagian dari upaya survivenya. Dalam membuat potret anda tidak bisa mendatangai orang tersebut lalu memotretnya. Banyak hal yang dilakukan sebelum anda memotretnya salah satunya adalah research. Dan tugas itulah yang dibebankan kepada kami bahkan sebelum workshop itu berlangsung.

Pengetahuan akan orang yang akan dipotret ternyata bekal yang penting untuk membuat potret akan orang tersebut yang akan dipotret. Ini yang sangat ditekankan oleh Pak Poriaman Sitanggang. Berikut di bawah ini adalah salah satu karya beliau.

Re: Fotografer Potret Indonesia: Poriaman Sitanggang. (Bagian 2)

Oleh:  Irwansyah S (52460)    20 tahun yang lalu

 0 

Kalau orang yang difoto itu terkenal, fotonya pasti bakal bagus Fer. Siapa saja yang pegang kamera waktu itu akan dapat mengabadikan hal yang sama (ingat tukang potret kelilingnya Agustua Fajarmon?).

Jadi tergantung fotografernya saja, bisa curi hati sama sang tokoh itu atau tidak, selebihnya adalah "jepret".

Re: Fotografer Potret Indonesia: Poriaman Sitanggang. (Bagian 2)

Oleh:  Wiratno (11293)    20 tahun yang lalu

 0 

tertarik dengan kalimat Bung Fery:

"Bahkan saya lihat Pak Poriaman ini lebih menekankan kepada pendekatannya dari pada teknik fotografinya."

Mungkinkah dapat disamakan apa yang dilakukan seorang Poriaman Sitanggang dengan Potret "Kawanku...." dari Sang Burung Camar Aryono Huboyo Jati.??

Salam

Re: Fotografer Potret Indonesia: Poriaman Sitanggang. (Bagian 2)

Oleh:  iing Gunawan, sidoel (27236)    20 tahun yang lalu

 0 

ngomong2 nyinggung pak Aryono Djati, beliau itu fotografer terkenal di indo yah? hasil karyanya bagus2 sekali

Re: Fotografer Potret Indonesia: Poriaman Sitanggang. (Bagian 2)

Oleh:  Irwansyah S (52460)    20 tahun yang lalu

 0 

Ing... kok baru tahu...:D.

Re: Fotografer Potret Indonesia: Poriaman Sitanggang. (Bagian 2)

Oleh:  Feri Latief (10508)    20 tahun yang lalu

 0 

Untuk Pak Irwansyah:
Saya tantang untuk memotret orang terkenal dan hasilnya "pasti" bagus.

Saya tunggu karya-karya orang terkenal "pasti" bagusnya.

Mungkin yang saya jadikan contoh karya Mr. Poriaman adalah foto Habibie yang kelihatannya "biasa" saja. Tapi ketika Asia Week memilih foto itu untuk menjadi cover majalahnya mungkin dengan alasan yang tidak sederhana seperti kita.

Pak Aryono juga salah satu fotografer potret terkemuka Indonesia, saya banyak belajar dari beliau. beliaulah yang memberi inspirasi kuat bagi saya untuk ikut Workshop itu.

Re: Fotografer Potret Indonesia: Poriaman Sitanggang. (Bagian 2)

Oleh: Widya Sartika Amrin (2276)    20 tahun yang lalu

 0 

Pak Irwansyah:
Kalau orang yang difoto itu terkenal, fotonya pasti bakal bagus Fer. Siapa saja yang pegang kamera waktu itu akan dapat mengabadikan hal yang sama (ingat tukang potret kelilingnya Agustua Fajarmon?).

Widya :
Kok kedengarannya sinis sekali ya pak. Menurut saya itu semua tidak lepas dari kehandalan Fotografernya untuk dapat menampilkan karakter yang kuat dari sang tokoh tersebut. Tidak harus orang terkenal, orang biasapun bisa tampil memukau. Sekedar informasi, foto-foto potraitnya Bang Poriaman itu langganan untuk covernya Asiaweek.

Re: Fotografer Potret Indonesia: Poriaman Sitanggang. (Bagian 2)

Oleh:  Anthony Suhartanto (7867)    20 tahun yang lalu

 0 

Menurut saya cover foto Asia week itu bagus sekali karena dari expressi Pak Habibie itu mencerminkan situasi negara ini yang menjadi tanggung jawab beliau saat itu.Sama sekali bukan wajah yang sedang santai atau bahagia tapi was-was dan penuh ketidak pastian itu yang saya tangkap dari foto itu dan kebetulan kita yang di Indo saat itu pasti bisa merasakan emosi yang sama.

Re: Fotografer Potret Indonesia: Poriaman Sitanggang. (Bagian 2)

Oleh:  Dono Retardi (2667)    20 tahun yang lalu

 0 

dalam portrait, pendekatan sangat perlu, tapi soal teknis? sangat perlu juga jadi tidak asal "jepret" terus jadi portrait yg bagus walaupun objek-nya orang terkenal..:)

Re: Fotografer Potret Indonesia: Poriaman Sitanggang. (Bagian 2)

Oleh:  Irwansyah S (52460)    20 tahun yang lalu

 0 

Kalau misalnya sewaktu diwawancarai oleh wartawan. Terus ada tukang foto yang kerjanya cuma moto, tidak ikut mewawancarai. Tentu akan mudah sekali bagi tukang foto itu untuk mendapatkan mimik yang menarik dari Pak Habibie sewaktu berbicara, berekpresi, memelototkan matanya dan lain-lain dari sekian kali shot.

Apalagi tentunya Pak Habibie cuma konsentrasi kepada pewawancaranya, sementara juru foto yang mendampingi pewawancara bebas melaksanakan tugasnya disela-sela wawancara.

Lagi-lagi saya ingat tukang potret kelilingnya Agustua Fajarmon: orangnya sudah terkenal, saya didekat situ lengkap dengan tanda pass sekuriti, diizinkan motret lagi, sebebas-bebasnya asal jangan pakai flash :D. Untung-untung diajak makan siang dan bisa memfoto ekspresi Pak Habibie sewaktu kepedasan, unik bukan, pasti tuh bakal disambar sama Asiaweek lagi fotonya :).

Seandainya anda yang ada disana waktu itu, tidak yakinkah anda akan mendapatkan shot yang seperti di cover majalah itu, atau bahkan lebih baik?....:-?.

Re: Fotografer Potret Indonesia: Poriaman Sitanggang. (Bagian 2)

Oleh:  ABBO simanjuntak (2086)    20 tahun yang lalu

 0 

Maaf ikutan nimbrung, soalnya ada yang salah penafsiran dan saya tersangkut didalamnya.

Sekedar klarifikasi buat Bang Irwansyah. Maaf mungkin dikarenakan ketidakmampuan saya menumpahkan isi pikiran saya dalam bentuk tulisan dengan benar, makanya membuat Bang Irwansyah salah mengartikan apa yang pernah saya ungkapkan dalam tulisan saya di "Sebuah Kontemplasi dan Proses Evolusi Berkarya".

Sedikit banyak penjabaran dari isi tulisan saya tersebut adalah lebih kurang seperti Komentar Widya Sartika Amrin.
Menurut saya itu semua tidak lepas dari kehandalan Fotografernya untuk dapat menampilkan karakter yang kuat dari sang tokoh tersebut. Tidak harus orang terkenal, orang biasapun bisa tampil memukau. dan memang pokok pikiran saya dalam tulisan tersebut adalah "bagaimana menjadikan sesuatu yang biasa menjadi MENARIK, menjadikan yang sudah menarik menjadi UNIK", jadi tidak hanya sekedar MEREKAM.

Untuk topik ini sendiri, saya tidak ingin berpendapat apa-apa (lagi sakit gigi), ini hanya sedikit penjelasan buat Bang Irwansyah tentang pokok pikiran tulisan saya yang dipakai sebagai Acuan dalam Komentar bang Irwansyah dalam topik ini.

Silahkan Melanjutkan Diskusinya...(ceilaahh...dah kaya Moderator aja gue...dah ahh...SALAM!)

Re: Fotografer Potret Indonesia: Poriaman Sitanggang. (Bagian 2)

Oleh:  Irwansyah S (52460)    20 tahun yang lalu

 0 

Feri: Masalahnya saya tidak kenal sama satu tokoh-pun untuk diajak foto.

Widya: Itulah, gampang sekali berkata sinis kalau kita berdiskusi, jadi untuk apa ini di posting di forum?.

Re: Fotografer Potret Indonesia: Poriaman Sitanggang. (Bagian 2)

Oleh:  gandi purwandi (14966)    20 tahun yang lalu

 0 

kalo fotonya bagus (hasil fotografer handal) tapi orang(model/obyek)nya nggak terkenal...pasti suatu saat orang yg di foto itu bisa jadi terkenal ya...:D he-he-he...
peace ah... :)>-

Re: Fotografer Potret Indonesia: Poriaman Sitanggang. (Bagian 2)

Oleh:  Leonardus Depari (8476)    20 tahun yang lalu

 0 

aku pingin belajar "creating photos", not only "capturing pictures"

Re: Fotografer Potret Indonesia: Poriaman Sitanggang. (Bagian 2)

Oleh:  Dammer Hermawan Saragih (17797)    20 tahun yang lalu

 0 

Diskusi yang baik adalah diskusi dengan kepala dingin dan berjiwa besar. Marilah kita berdiskus dengan semangat kebersaman. Disini kita berasal dari berbagai aliran. Kita tidak bisa memandang rendah aliran lain (baca:foto dari bukan aliran kita) kalo kita tidak memahaminya jenis/aliran tersebut dengan baik. Tidak ada memotret yang lebih mudah dan lebih sulit. Sebuah batu yang diam pun bila dipotret oleh 100 fotografer pasti hasilnya berbeda2. Gak bakal ada yang sama. Berbicara/berkomentar jauh lebih mudah daripada bertindak. Seorang komentator bola yang tidak bisa maen bola menurut saya hanyalah orang yang bisa cuap2 saja...

Re: Fotografer Potret Indonesia: Poriaman Sitanggang. (Bagian 2)

Oleh: Widya Sartika Amrin (2276)    20 tahun yang lalu

 0 

Pak Irwansyah, kepala boleh panas tapi hati harus tetap dingin...:) peace dong ah..:)>-

Re: Fotografer Potret Indonesia: Poriaman Sitanggang. (Bagian 2)

Oleh:  Mustafa K. (5014)    20 tahun yang lalu

 0 

Hmm ...
Ini yang aku suka di FN, diskusi, bukan hanya foto dan foto. Perkembangannya cukup baik, ulasan-ulasannya cukup berbobot, walaupun cuman bincang bebas. Hanya, kalau ada yang agak "miring", janganlah cepat-cepat dianggap sinis. Begitu pula bila ada yang "memuji-muji", jangan pula dicap sok tau. Biasa aja, supaya alur diskusi semakin enak/berkembang.

MHS(imho), kita perlu juga yang agak miring agar kita lebih kritis dan tidak menatap hanya ke satu arah.

BTW, silahkan lanjutkan diskusi yang menambah wawasan ini.

Salam,

Re: Fotografer Potret Indonesia: Poriaman Sitanggang. (Bagian 2)

Oleh:  Andi Lubis (14072)    20 tahun yang lalu

 0 

kakak2...
Siapapun Poriaman Sitanggang, karya-karya potretnya sangat menarik. Tak hanya contoh foto Habibie seperti yang diatas, beberapa yang lain juga saya pernah amati dan memang bagus. Saya tak kenal dekat dengan Poriaman. Jumpa pun hanya sekali, waktu beliau ke Medan. Kesan yang saya tangkap, dia ramah dan rendah hati. Dua sifat itu yang saya rasa memudahkannya untuk bergaul dan membuat potret manusia-manusia dari segala macam bentuk dan karakter.

Membuat potret memang tak semata mengandalkan kemampuan ide dan teknis. Kemampuan membentuk, menjalin, dan menjaga hubungan baik dengan tokohnya, menjadi point yang tak kalah pentingnya. Dan saya lihat Poriaman sangat gigih melakukan itu.

Re: Fotografer Potret Indonesia: Poriaman Sitanggang. (Bagian 2)

Oleh:  Augustine Tumpal Hutahaean (4730)    20 tahun yang lalu

 0 

Dua thread dari Feri Latief ini benar2 berbobot tinggi. Layak dijadikan artikel walaupun mungkin bagi Feri cuma oret2 catatan kuliah.
Kalau mau lihat karya Pak Poriaman, coba datang ke kios bankfoto.com di Senayan Trade Center (STC).
Thanks berat, Feri.

Re: Fotografer Potret Indonesia: Poriaman Sitanggang. (Bagian 2)

Oleh:  Antonius Wahyu S (4423)    20 tahun yang lalu

 0 

Jadi tambah pengetahuan saya, diskusi yang disampaikan :)

Re: Fotografer Potret Indonesia: Poriaman Sitanggang. (Bagian 2)

Oleh:  Arbain Rambey (103716)    20 tahun yang lalu

 0 

Saya bersahabat dengan Poriaman sejak lama. Isteri kami pun teman SD sekelas. Saat saay menjabat Kepala Biro Sumbagut di Medan 200-2003, beberapa kali saya menemani Poriaman berburu potret ke kampung-kampung di pedalaman Batak sana. Kerja dia unik sekali. Dia membawa kain putih (sejenis seprei, kumal lagi) untuk back drop. Kain putih itu ia bantangkan di tepi desa, dicantelkan pada dua buah pohon. Sederhana sekali. Demikian pula kamera yang dia bawa ke kampung-kampung. Sekadar Canon model lama (sebelom EOS muncul). Lalu sebuah FUJI medium format. Cara ia merayu subjek fotonya juga unik. Dia panggil orang itu, bla bla bla dikit, lalu jepret-jepret-jepret. Ratusan rol bisa dia habiskan dalam sekali bepergian ke kampung. Hasil fotonya ? Bagus semua saya rasa......

Re: Fotografer Potret Indonesia: Poriaman Sitanggang. (Bagian 2)

Oleh:  Eka Alam Sari (9096)    20 tahun yang lalu

 0 

Wah makasih buat Feri yg mengangkat topik ini, dan bang Arbain dengan keterangan tambahannya, yg menggambarkan cara kerja Pak Poriaman. Iya, nih, Widya, kapan ya kita bisa bikin foto portrait yg bagus2 kayak pak Poriaman dan Aryono? Buat Feri kok elo ikut workshop bikin portrait gak ngajak2 gue :(( snip, snip. Sudah lupa ya :p

Re: Fotografer Potret Indonesia: Poriaman Sitanggang. (Bagian 2)

Oleh:  Raymond E. I. Pardede (7524)    20 tahun yang lalu

 0 

Pak Arbain Rambey... saya semakin tertarik nih mendengar cerita mengenai pak Poriaman... Bisa diceritakan sedikit lagi pak? Supaya menambah wawasan kita semua di sini... :)

Re: Fotografer Potret Indonesia: Poriaman Sitanggang. (Bagian 2)

Oleh: Widya Sartika Amrin (2276)    20 tahun yang lalu

 0 

Eka, kebetulan saya pernah di bimbing oleh Bang Poriaman, waktu proyek Kota Kita : Jakarta Keras(1999). Saya banyak belajar dari dia,orangnya asik dan ramah serta tidak segan-segan menularkan ilmunya pada siapa saja yang mau belajar sama dia.
Fer, Kalo ketemu Bang Pori salam ya...:)