TL;DR: Do’s and Don’ts of Storage

Do’s

  • Backup, backup dan backup
  • Buat strategi backup sedemikian rupa sehingga selalu ada 3 copy dari file (paling tidak file penting)
  • Miliki tempat penyimpanan backup external (optional)
  • Copy file dari memory card dan format memory card di camera untuk mengosongkan
  • Copy file yang diolah ke media yang paling cepat
  • Gunakan media external yang hanya khusus diperuntukan bagi membawa file dari satu komputer ke komputer lain. Gunakan cloud storage apabila memungkinkan.

Don’ts

  • Tidak punya backup
  • Hanya punya satu backup saja
  • Menyimpan media external hasil backup kedalam satu tempat penyimpanan
  • Copy dan delete file dari memory card (termasuk cut-paste atau move)
  • Menggunakan satu-satunya copy dari file penting di external media dan membawanya ke komputer lain/tempat lain
  • Menggunakan media backup sebagai cara untuk membawa file dari satu tempat ke tempat lain

Dalam tulisan ini kita akan fokus pada media penyimpanan dan pengolahan yang digunakan di komputer kita masing-masing. Kita akan mencoba mengurai dan meninjau beberapa ide-ide mengenai penyimpanan foto terutama untuk kebutuhan jangka panjang yang sering dibutuhkan oleh fotografer profesional. Tulisan ini tidak mencoba merangkum beberapa pengertian mengenai media penyimpanan yang bisa bermanfaat bagi para pelaku seni digital.

 

Dari Memory Card ke Komputer

Secara umum, mengcopy foto dari memory card ke media penyimpanan di komputer/laptop untuk pengolahan adalah hal yang mudah dan biasa dilakukan oleh para fotografer. Meskipun demikian beberapa kesalahan sering dilakukan oleh para fotografer:

  1. Mengcopy file dari memory card ke komputer, kemudian melakukan delete semua file dari memory card. Memory card, yang adalah bentuk memory NAND Flash. Salah satu karakteristik dari memory NAND flash adalah semakin banyak operasi write dilakukan, maka kemampuan NAND flash menyimpan data akan berkurang. Pada saat kita melakukan delete, maka akan dilakukan operasi write pada NAND flash. Pada delete semua file, maka akan dilakukan operasi write sebanyak jumlah file.

    Solusinya: untuk mengosongkan isi memory card, format memory card tersebut di kamera. Format memory card hanya akan menjalankan satu kali operasi write di satu lokasi tertentu pada memory card Anda, sehingga akan memperpanjang usia memory card Anda, dan mengurangi masalah yang muncul dikemudian hari.
  2. Melakukan move semua file dari memory card ke komputer. Operasi Move terdiri dari dua bagian besar, yaitu: copy file dari media asal, dan delete file di media asal. Sekali lagi, seperti penjelasan di atas operasi move akan menimbulkan banyak operasi write pada saat delete. Disamping itu, Anda juga kehilangan kesempatan untuk mengecek hasil move, apakah berhasil atau tidak.

 

Mungkin akan muncul pertanyaan mengenai SSD. Bukankah SSD juga satu bentuk NAND Flash, mengapa SSD tidak memerlukan penanganan khusus seperti memory card? SSD menggunakan NAND flash yang dilengkapi dengan controller yang mampu melakukan berbagai cara untuk memperpanjang umur NAND flash tersebut, seperti wear levelling, trim operation, over provisioning dan lain sebagainya. Oleh sebab itu SSD tidak memerlukan penanganan khusus seperti memory card. Controller seperti ini tidak bisa digunakan di memory card karena masalah ukuran memory card tidak memungkinkan adanya satu controller di dalam card itu sendiri. Dalam kamera terdapat controller storage juga, meskipun demikian controller ini mempunyai fitur terbatas karena harus dapat bekerja dengan berbagai merk dan model NAND flash yang digunakan di berbagai memory card. Ke mana harus mengcopy file? Jawaban yang paling tepat adalah: ke media penyimpanan yang paling cepat dan mempunyai ruangan penyimpanan kosong yang memadai. Biasanya ini adalah sebuah SSD. Tetapi apa yang harus dilakukan apabila PC kita hanya mempunyai SSD dengan kapasitas terbatas, sedangkan ruang kosong terbesar ada pada hard disk tradisional yang lambat? Apabila ruangan kosong di SSD memadai, maka foto-foto yang sedang/akan diproses disimpan sementara pada SSD, sedangkan foto yang selesai diproses disimpan di hard disk atau media eksternal.

Apabila kita menggunakan aplikasi-aplikasi pengolahan foto yang menggunakan sebuah library khusus, maka kita bisa menempatkan librarynya saja pada SSD, apabila kapasitas SSD tidak cukup untuk menampung keseluruhan file. Yang perlu diperhatikan adalah file library ini akan membesar sesuai dengan jumlah foto dan tipe olahan yang dilakukan terhadap foto-foto tersebut. Untuk mengatasi hal ini, kita bisa membuat library sesuai dengan waktu (satu library untuk satu bulan/tahun/minggu – tergantung dari seberapa sering kita memotret) atau sesuai dengan pekerjaan yang sedang dilakukan.

Backup

Kehilangan data adalah resiko besar di dunia digital. Kehilangan file foto tanpa ada copy atau backup adalah kehilangan momen yang terekam pada foto itu, sama seperti kehilangan negatif atau slide foto pada fotografi analog. Namun tidak seperti fotografi analog, melakukan backup file foto digital sangat mudah, walaupun membosankan dan membutuhkan waktu. Bagaimanapun juga, apabila memang kita ingin mengamankan arsip digital kita, baik itu foto atau dokumen apa pun, kita harus menyempatkan waktu untuk melakukan backup. Idealnya, data digital, seperti foto atau dokumen apa pun, bisa dianggap sebagai aman dari kehilangan apabila terdapat tiga copy dari data tersebut. Satu copy adalah data yang ada di dalam komputer kita dan siap digunakan kapan pun juga (online data), satu data backup di media external (offline backup), serta satu backup di media external yang berada di lokasi fisik yang berbeda (offsite backup). Lokasi fisik yang berbeda adalah lokasi lain yang berbeda dari tempat di mana online data dan offline backup disimpan secara fisik – idealnya benar-benar lokasi fisik yang berbeda seperti safe deposit box di bank, rumah teman/saudara yang kita percayai, atau – bagi yang memiliki dua atau lebih rumah – maka rumah kedua bisa digunakan sebagai offisite backup.

Offsite backup ini perlu dilakukan untuk memberikan jaminan bahwa data penting kita akan terselamatkan apabila ada musibah kebakaran, bencana alam, atau sejenisnya yang menimpa rumah tempat kita menyimpan online data dan offline backup. Tidak tertutup kemungkinan, offiste backup dilakukan di cloud. Tentunya harus dipastikan bahwa lokasi yang kita sewa di cloud memungkinkan bagi kita untuk menyimpan semua data, atau paling tidak data yang kita anggap penting. Beberapa cloud services mempunyai layanan khusus untuk offsite backup, diantaranya adalah Blackblaze (https://www.backblaze.com) yang mempunyai layanan cloud backup dengan harga yang relatif murah.

Sering kita mendengar berbagai istilah lain berkaitan dengan backup, misalnya full backup dan incremental backup. Apabila Anda mengetahui arti istilah-istilah tersebut, dan membuat strategi backup sesuai dengan panduan tersebut, tentu hal ini sangat ideal. Namun, untuk pengguna yang tidak berkecimpung di dunia IT, maka sesimpel mengcopy file-file data penting dalam dua media untuk disimpan di dua tempat berbeda, maka jaminan data kita akan aman dari kehilangan akan meningkat secara drastis.

Mentransfer Foto

Seringkali kita melakukan transfer foto ke media external untuk dibawa ke lokasi lain, misalnya di bawa untuk ditunjukkan kepada client, atau untuk diolah oleh disainer grafis. Kesalahan yang biasa dilakukan adalah mengcopy semua foto ke media external dan menggunakan media external tersebut sebagai media untuk pengolahan dan transfer, tanpa adanya backup. Kesalahan ini bisa menjadi fatal apabila ternyata media external tersebut dipakai di komputer yang tidak bersih karena ada virus di dalamnya, atau apabila terjadi kerusakan media tersebut, maka satu-satunya copy foto tersebut akan hilang atau rusak. Kerusakan media external sering terjadi pada media external non-ssd (hard disk external yang menggunakan piringan tradisional), yang memang tidak didisain untuk digunakan langsung sebagai media pengolahan.

Jadi bagaimana seharusnya kita membawa foto dalam bentuk digital dari satu tempat/komputer ke komputer lain di lokasi yang berbeda? Kita bisa gunakan cara sebagai berikut:

  1. Gunakan media penyimpanan di cloud seperti Google Drive, iCloud, OneDrive, DropBox dan sebagainya. Cara ini adalah cara terbaik. Tetapi untuk mentransfer file ukuran besar seperti raw footage vide 4K/8K akan memerlukan ruangan penyimpanan ukuran besar yang bisa mahal dan koneksi internet yang cepat.
  2. Menggunakan external storage adalah pilihan selanjutnya. Namun perlu dipastikan bahwa:
    1. Internal storage yang digunakan hanya digunakan untuk mentransfer file dari satu komputer dan komputer lain.
    2. Tidak menggunakan media yang digunakan sebagai backup
    3. Tidak menggunakan satu-satunya media yang berisi copy dari pekerjaan yang sedang dilakukan

Pilihan kedua sering menjadi pilihan dan pilihan itu valid, asal catatan di atas dipenuhi. Banyak media yang bisa digunakan untuk hal ini. Salah satunya adalah dengan menggunakan external SSD. Seperti internal SSD, external SSD juga memiliki beberapa tipe. SATA SSD adalah pilihan yang relatif murah dengan kecepatan yang bisa dipakai untuk mengcopy file dari dan ke komputer lain. NVME ssd adalah jenis yang lebih cepat yang bisa diandalkan untuk mengedit langsung dari external media apabila diperlukan. Tentunya diperlukan juga koneksi berkecepatan tinggi ke media eksternal seperti Thunderbolt versi 3 atau 4, USB 4 atau paling tidak USB 3.2 2x2 untuk dapat memanfaatkan kecepatan ini secara penuh. Salah satu tipe media eksternal yang dapat mendukung kecepatan tinggi dengan kapasitas yang memadai adalah SanDisk Extreme Pro Portable SSD. Dengan kombinasi NVME SSD dan koneksi USB 3.2 2x2 yang kompatible dengan USB standard di bawah itu, media extenal sepert ini sangat cocok untuk digunakan sebagai media transfer file antar komputer.

Teknologi yang ada saat ini sangat memudahkan pekerjaan fotografi dan videografi. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya bermunculan fotografer-fotografer baru dan videografer muda berbasis Youtube. Teknologi digital, dalam hal ini penyimpanan media digital tentunya membutuhkan penanganan tertentu agar foto, video dan media apapun yang kita tangkap sebagai expresi seni kita, dapat terus disimpan, dipelihara dan dinikmati di masa mendatang.