Sesuatu Yang Bernama Penciptaan (sebuah refleksi diri)

Oleh:  Paulus Anggara PS (6078)    12 tahun yang lalu

  0 

Penciptaan yang mempunyai kata dasar ‘cipta’ ini, dalam kamus besar bahasa Indonesia memiliki arti yang sungguh hebat, namun juga membuat saya tertegun dan bertanya pada diri sendiri. Bagaimana tidak? Di dalam kamus, ‘cipta’ diartikan sebagai kemampuan pikiran untuk mengadakan sesuatu yg baru melalui angan-angan yang kreatif. Sedangkan kata ‘menciptakan’ memiliki arti (salah satunya) membuat atau mengadakan sesuatu yg baru (belum pernah ada, luar biasa, lain dr yg lain). Jika saya menelan mentah-mentah pengertian tersebut, tentu saja selama ini saya tidak pernah ‘mencipta’ sebuah karya foto. Karena yang saya lakukan sampai saat ini hanyalah pengulangan (paradoks) dari yang pernah ada sebelumnya, mulai dari ide-ide ataupun gagasan, teknik yang digunakan, obyek sebagai point interest, lokasi ataupun spot.

Seberapa besar campur tangan saya sehingga bisa disebut sebagai sebuah proses penciptaan terhadap fotografi landscape, ketika spot dan obyek itu sudah sangat sering ‘dipakai’ orang lain. Pantai dengan batu-batu karang, dermaga, perahu serta perbukitan yang mengelilingi? Atau mungkin dengan teknik slow speed supaya efek ombak bisa halus seperti kapas? Walaupun foto saya memiliki ciri, tetap saja hanya mengulang apa yang pernah orang lain lakukan. Dan itu artinya apa yang saya lakukan jauh dari apa yang disebut mencipta.

Demikian juga ketika motret model, sang model sudah datang lengkap dengan kostum dan make-up nya, saya tidak memberikan ide untuk kostum dan make-up tersebut. Kemudian hanya pose-pose standard yang tidak mengekspresikan sesuatu dan pose yang sering ‘dipake’ juga. Apalagi pose hanya ikut-ikutan teman, hanya modal kata ‘bentar mbaaak.. tahan mbaaakk..’ Waahh.. kalau itu jauh dari kata mencipta.

Namun terlepas dari apakah saya mencipta (to creat ) atau hanya sekedar membuat (to make ) sebuah karya foto, pada dasarnya saya telah mengalami sebuah proses. Sebuah proses di mana yang mungkin saja tidak dilalui oleh orang lain. Pendekatan-pendekatan untuk mencari ide yang mendasari proses penciptaan, coba terus saya eksplore dan saya gali.

Yang pertama, dan ini sering saya lakukan adalah pendekatan heurostik, sebuah pendekatan yang mengacu pada spontanitas, tanpa perencanaan dan lugas. Kedua, pendekatan ketika ide-ide udah mulai entah kemana, yaitu pendekatan semantik/metafor, sebuah pendekatan yang mengacu (bukan meniru) pada sesuatu atau seseorang. Ketiga, ketika ruang ide sedang melimpah, ada pendekatan yang sangat menarik yaitu sinektik, sebuah pendekatan yang bermain-main pada dunia imajinasi, bermain-main analogi. Kemudian yang keempat ada pendekatan simbolik, sebuah pendekatan ketika ada sesuatu yang ingin saya simbolkan, sebuah pemaknaan terhadap sesuatu. Yang muncul biasanya karya-karya abstrak. Sok jadi seniman. Lalu ada lagi pendekatan tematik, pendekatan yang mengacu pada tema-tema tertentu.

Beberapa pendekatan yang saya lakukan tersebut tentu saja tidak mutlak, apalagi bagi orang lain. Toh itu hanya pendekatan ketika isi kepala ini harus tetap kreatif. Termasuk kreatif dalam menghadapi hidup. (ngga nyambung yah?)

Di forum diskusi konsep dan tema ini, saya berharap mendapat pencerahan ketika sadar bahwa fotografi tidak sebatas alat untuk dokumentasi, tetapi lebih sebagai media berekspresi. Lebih bisa memaknai setiap karya foto yang (moga-moga) tercipta.

Mohon maaf jika ada kata-kata yang tidak berkenan.

Salam kreatif.

angGrafis

Belum ada komentar