Kancil Putih, Spesies Langka yang terancam... 


Hak cipta karya foto ada pada fotografer dan dilindungi oleh undang-undang.

Info

Samsul Ulum (1178)

Pada tanggal 1 - 14 September 2006, saya bersama dengan tim dari Program Expedition Metro TV, WWF Indonesia dan BKSDA Kaltim, melakukan survey Gajah Borneo di kawasan hutan Kabupaten Nunukan Kaltim. Pada saat survey dilaksanakan secara kebetulan, kami menemukan seekor kancil putih di kawasan hutan Sembakung.
nKancil di Indonesia terdapat dua jenis, yaitu Tragulus javanicus dan Tragulus napu. Kancil termasuk dalam satwa ruminansia, yaitu satwa pemakan hijau-hijauan. Dibandingkan kedua jenis kancil tersebut, secara fisik kancil putih kelihatan sangat berbeda terutama dari warna bulu dan kulitnya. Jenis kancil yang ada di Indonesia rata-rata berwarna dasar coklat, tidak ada kancil yang telah teridentifikasi berwarna putih. Selain itu, kancil putih terlihat lebih cantik dibandingkan jenis kancil yang lainnya, karena warna kulit dan bulunya yang putih bersih serta badan yang ramping. Namun kancil yang kita temukan sekilas mirip dengan Tragulus napu, meskipun memiliki tubuh yang lebih kecil, yaitu dengan panjang sekitar 35 cm dan tinggi 20 cm. Kemungkinan besar satwa ini merupakan penemuan spesies baru. Hal ini bisa dilihat dari warna bulu dan kulitnya yang cerah, warna bulu dan kulitnya mencerminkan warna yang memiliki pigmen. Selain itu satwa ini tidak sensitif terhadap cahaya, karena kancil putih mampu beraktivitas pada siang hari di tempat terbuka.
nBeberapa ahli satwaliar yang ditemui masih memperdebatkan apakah satwa ini merupakan jenis baru ataukah albino? Albino adalah suatu jenis kelainan genetic pada Makhluk hidup, dimana makhluk hidup tersebut tidak memiliki pigmen, karena tidak mempunyai pigmen maka spesies albino biasanya sangat sensitif terhadap sinar matahari. Kemungkinan albino pada satwaliar di alam adalah satu berbanding satu juta. Ini berarti setiap ada satu juta satwa kemungkinan diketemukan satu spesies yang albino. Sedangkan di kawasan ini, menurut informasi dari masyarakat Sembakung mereka sering bertemu dengan jenis satwa tersebut. Selain itu masyarakat yang berada di daerah Sebuku juga sering bertemu dengan satwa tersebut, padahal jarak antara Sebuku dengan Sembakung adalah sekitar 25 km dengan kawasan yang telah terpisahkan oleh koridor permukiman, jalan, dan areal pertanian. Bagi masyarakat sekitar, kancil putih merupakan satwa yang dikeramatkan. Menurut masyarakat, bila mereka bertemu dengan kancil putih mereka tidak diperkenankan untuk menganggunya, karena mereka percaya bila mereka tidak menganggunya maka orang yang bertemu tersebut akan mendapatkan berkah atau rezeki.
nMelihat data diatas, kemungkinan kancil putih yang diketemukan di Sembakung merupakan penemuan spesies baru, meskipun perlu dilakukan pengujian lebih mendalam lagi. Seperti perlunya uji DNA pada satwa ini, dengan mencocokkan dengan DNA satwa yang telah teridentifikasi terlebih dahulu. Apapun hasil dari penelitian tentang kancil putih ini nantinya perlindungan pada habitat kancil tersebut perlu diperhatikan semua pihak. Bagaimanapun juga penemuan terhadap Kancil Putih merupakan penemuan penting salah satu satwa unik di hutan Borneo.
nAncaman nyata yang jelas terlihat saat ini adalah laju konversi kawasan di daerah itu untuk dijadikan areal perkebunan. Karena kegiatan konversi kawasan di daerah itu akan sangat membahayakan kelestarian habitat kancil putih dan satwa lainnya, serta semakin mempercepat laju degradasi lingkungan. Menurut Arif Data Kusuma, staf WWF Indonesia, ”Hutan di Sebuku dan Sembakung pada tahun 2002 pernah diusulkan oleh WWF Indonesia untuk dijadikan kawasan konservasi, tapi Pemkab Nunukan tidak menyetujuinya, karena areal tersebut akan dijadikan daerah perkebunan sawit dan areal peruntukan lainnya”. Melihat fakta yang sekarang terjadi, bahwa di hutan Sebuku telah terbukti sebagai habitat Gajah Borneo dan hutan Sembakung sebagai habitat Kancil Putih, maka tidaklah terlambat untuk menyelamatkan hutan Sebuku-Sembakung untuk dijadikan menjadi satu kawasan konservasi.
n
nDate Time Original: 2006:09:07 15:55:30
nISO Speed Ratings: 100

Kategori
NatureSatwa
Shooting Data
  • Aperture: f/5.0
  • Speed: 1/100
  • ISO: 0
  • Kamera: Nikon D200 *
  • Lensa: Nikon 28-200mm F/3.5-5.6D *
  • Filter: -
  • * Masih menggunakan daftar alat lama yang mungkin tidak akurat.
Kritik dan Komentar
 Petrus Permana (48249)

17 tahun yang lalu

Tangkapan hebat! Beruntung sekali bisa mendapatkan foto kancil langka seperti ini. Satwa langka, great shot!

 Dwi Haryatno (5743)

17 tahun yang lalu

wihhh, keren observasinya... pic yang sangat langka nehh..

 Sanityasa (102733)

17 tahun yang lalu

Jago nulis rupanya:P...asyik ya bisa berpetualang...kompo memang kurang enak...tapi yang namanya snapshot..dpat gambar ini udah hebat

Wahyu Wibowo (1739)

17 tahun yang lalu

nice capture setuju ma ide konservasinya............... ayo di publikasikan scara nasional..........

 Dante S Nugroho (15292)

17 tahun yang lalu

Nice shot nya bang. Kasihan habitat satwanya ya... kalau jadi kebun sawit semua. Acara gajah borneo di Trans sedang aku tunggu. Salam.

Ahmad Sami (1193)

17 tahun yang lalu

nice photos pak.... wah asiknya ekspedisi... baru liat nih species ini..